BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1.1.1 Mahasiswa mampu untuk mengetahui
karakteristik aliran laminar dan aliran turbulen
1.1.2 Mahasiswa mengetahui pengaruh
terjadinya gesekan aliran terhadap factor pengaruh pengaliran
1.2 Latar Belakang
Fluida
adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan atau gas. Fluida
mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai gas,mempunyai volume
yang sama dengan volume uladuk yang membatasi gas tersebut. Pemakaian mekanika
kepada medium kontinyu,baik benda padat maupun fluida adalah didasari pada
hukum gerak newton yang digabungkan dengan hukum gaya yang sesuai.
Salah
satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalah dengan membagi –bagi
fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang dapat dinamakan
partikel fluida dan mengikuti gerak masing-masing partikel ini.
Suatu
massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi menjadi tabung aliran,bila
aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah bentuknya
dan fluida yang pada suatu saan berada didalam sebuah tatung akan tetap berada
dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam tabung aliran adalah
sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan luas
penampangnya.
Konsep aliran fluida yang berkaitan
dengan aliran fluida dalam pipa adalah :
1.
Hukum kekentalan
Massa
2.
Hukum Kekentalan
energi
3.
Hukum kekentalan
momentum
4.
Katup
5.
Orifacemeter
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Gesekan Aliran
Gesekan aliran merupakan hambatan berupa gesekan dalam pipa
fluida yang mengakibatkan berkurangnya laju aliran dan penurunan tekanan.
Besarnya hambatan aliran karena gesekan sangat tergantung dari kekasaran
dinding pipa. Dari hasil bebagai percobaan diketahui bahwa makin kasar dinding
pipa makin besar terjadinya penurunan atau kehilangan tekanan aliran
(Sihombing, 2010). Gesekan antara aliran fluida dengan permukaan sudut-sudut
dinding pompa menyebabkan sebagian energy yang diangkut oleh aliran air hilang
untuk mengatasi gesekan-gesekan tersebut. (Soekardi, 2015).
2.2
Jenis- Jenis Aliran Fluida
a.
Aliran Laminar
Aliran
dengan jenis ini maka partikel-partikel fluida mengalir secara sejajar dengan
sumbu tabung. Aliran ini terjadi jika viskositas fluida tinggi dan kecepatan
fluida rendah. Aliran laminar memiliki bilangan Re < 2300 (Sumantri, 2012).
b.
Aliran Turbulen
Aliran
turbulen merupakan aliran kacau yang tidak teratur dan kompleks, selalu berubah
terhadap waktu dan tidak terdapat pola keadaan tunak. Aliran ini terjadi jika
viskositas fluida rendah dan kecepatan fluida tinggi. Aliran turbulen memiliki
bilangan Re > 4000 (Young, 2007).
c.
Aliran Transisi
Aliran
transisi adalah rejim yang terjadi antara aliran laminar dan aliran turbulen.
Jadi aliran transisi adalah proses diantara terjadinya aliran laminar ke aliran
turbulen. Aliran transisi memiliki bilangan Re antara 2300 – 4000 (Ilhami,
2011).
2.3
Pengertian Bilangan Reynolds
Bilangan
Reynolds merupakan suatu parameter similaritas aliran yang menjelaskan
gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda bergerak relative terhadap fluida yang
melingkupinya. Bilangan ini berbanding lurus dengan ukuran benda maupun
kerapatan dan kecepatan relative fluida tersebut, dan berbanding terbalik
dengan viskositas fluida (Wright, 2006).
Menurut
Wibishana (2009) bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap
viskos yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu
kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentifikasikan jenis
aliran yang berbeda. Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Re =
Keterangan:
vs = Kecepatan fluida
L = Panjang karakteristik
µ = Viskositas absolut fluida dinamis
v = Viskositas kinematic fluida: v = µ/ρ
ρ = Kerapatan (densitas) fluida
2.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gesekan Aliran
Menurut Reynolds, ada tiga
factor yang mempengaruhi keadaan aliran yaitu kekentalan zat cair, rapat massa
zat cair, dan diameter pipa.
Viskositas
Fluida Fluida adalah benda yang dapat mengalami
perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya gesek yang bekerja terhadapnya. Sifat yang erat hubungannya dengan definisi ini adalah
viskositas. Harga viskositas fluida
mungkin dipengaruhi
oleh besar dan lama aksi gaya yang bekerja terhadapnya.Viskositas fluida juga dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur. Densitas
Fluida, disamping viskositas, sifat
fluida yang penting lainnya adalah densitas (masa persatuan volume). Seperti
viskositas, karakteristik gas dan cairan dalam sifat densitas ini bebeda satu
dengan lainnya. Densitas gas sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperaturnya, karena
itu gas juga disebut fluida termampatkan (compressible fluid). Hubungan antara densitas dengan tekanan dan temperatur gas
banyak dibahas dalam bidang termodinamika, misalnya Hukum Gas Ideal dan
persamaan Van Der Waals. Densitas cairan sedikit
sekali dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur, karena itu cairan disebut juga
fluida tak termampatkan (incompressible fluid). Bedasarkan sifat kemampatan ini, aliran fluida dibagi
menjadi dua, yaitu aliran fluida termampatkan dan tak termampatkan. Seringkali bila perubahan temperatur dan tekanan relatif
kecil, permasalahan aliran gas diselesaikan dengan cara untuk fluida tak
termampatkan. Neraca Massa, fluida
dinamik adalah fluida bergerak.
Umunya fluida bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan suatu alat
mekanik seperti pompa atau blower,
oleh perbedaan gravitasi, atau dengan tekanan, dan mengalir melalui sistem
perpipaan atau alat proses (Welty, 2006).
Transisi dari aliran laminar
ke turbulen sering terjadi sangat tiba-tiba. Pola aliran yang stabil pada laju
rendah dapat tiba-tiba menjadi tidak stabil ketika mencapai laju kritis.
Ketidakteraturan dalam pola aliran dapat disebabkan oleh kekasaran dinding
pipa, perbedaan densitas fluida, dan masih banyak factor lain. Pada laju aliran
rendah, gangguan tidak terlalu berpengaruh; pola aliran stabil dan cenderung
tetap pada keadaan laminar. Tetapi ketika laju kritis dicapai, pola aliran
menjadi tidak stabil. Gangguan tidak lagi dianggap tidak berpengaruh, tetapi
bertambah sampai merusak seluruh pola aliran laminar (Young, 2007).
2.5
Aplikasi Gesekan Aliran pada Prodi Teknik Pertanian
Gesekan
aliran fluida dapat diaplikasikan dalam lifter. Lifter adalah salah satu
komponen utama pada system penggerak hidolik pendukung yang berfungsi membantu
kinerja lifting arm untuk mengangkat dan menurunkan alat pendukung dan
mengoperasikan komponen-komponen di dalamnya dan menggunakan fluida oli sebagai
medianya. Berdasarkan informasi dari mekanik di lapangan, lifter pada unik farm
tractor foton ft 824 sering mengalami trouble (masalah). Sehingga dengan
memanfaatkan gesekan aliran dapat mengurangi masalah pada lifter farm tractor
foton ft 824 (Setiawan, 2015).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Fungsi Alat
dan Bahan
3.1.1
Alat Bahan dan Fungsi
1.
Rangkaian
pipa : sebagai tempat mengalirnya fluida
2.
Pompa : untuk memompa air dari tendon input ke
rangkaian
3.
Stop
kontak : sebagai sumber arus
listrik
4.
Tendon
input : untuk menampung air
yang masuk ke pipa
5.
Tendon
output : untuk menampung air yang keluar dari pipa
6.
Kran
input : untuk mengatur debit
aliran masuk
7.
Kran
output : untuk mengatur debit
aliran keluar
8.
Pipa
input : sebagai jalan masuknya
air ke rangkaian pipa
9.
Pipa
output : sebagai jalan
keluarnya air dari rangkain pipa ke tendon output
10. Papan :
sebagai tempat manometer dan skala
11. Penyangga : untuk menyangga pompa
12. Manometer : untuk mengukur tekanan
pada setiap sambungan
13. Air raksa :
sebagai indicator beda tinggi
14. Skala/mistar : untuk mengukur beda tinggi
air raksa
15. Selang :
untuk menyalurkan air dari kran ke tendon input
16. Kran control : untuk mengatur mengatur
tekanan aliran pada rangkaian
17. Piezometer : untuk mengukur tekanan
seluruh rangkaian pipa
18. Sambungan mengecil lurus : sebagai perlakuan aliran air
dari pipa diameter besar ke kecil
19. Sambungan membesar lurus : sebagai perlakuan aliran air dari
pipa diameter kecil ke besar
20. Sprinkle :
untuk memberikan tekanan pada pipa besar
21. Sprinkle kecil : untuk memberikan tekanan pada
pipa kecil
22. Sambungan mengecil menyudut : sebagai perlakuan aliran air dari pipa
diameter besar ke kecil dengan belokan 90°
23. Sambungan membesar menyudut : sebagai perlakuan aliran air dari pipa diameter
kecil ke besar dengan belokan 90°
24. Belokan 90° : sebagai perlakuan pipa
25. Gelas ukur : untuk mengukur volume air
yang keluar
26. Stopwatch : untuk mengukur waktu
27. Air :
sebagai fluida perlakuan
3.1.2
Gambar Rangkaian Alat dan Keterangan
3.2 Cara
Kerja
disiapkan
dipancing
menggunakan air hingga
meluber
dibuka
secara penuh
dinyalakan
hingga aliran konstan
diputar
sebanyak 4 putaran kearah stop
-
diamati beda tinggi air raksa selama 5
detik dan catat hasil
-diamati
selama 10 kali pengulangan
dengan menutup kran output satu
putaran tiap pengulangan
-ditampung
dan diamati volume air
selama 5 detik dan catat hasil
-ditampung
dan diamati volume air
selama 10 kali pengulangan dengan
menutup kran output satu putaran tiap
pengulangan
dicatat
4.2 Analisa Data Hasil
Praktikum
Pada
praktikum ini, percobaan dilakukan sebanyak 10 kali. Dalam waktu 5 detik
diperoleh data masing-masing percobaan diperoleh nilai ΔH air raksa dan
volumenya. Rata-rata ΔH air raksa 12,52 cmHg dan rata-rata volume air 6,42 m3.
Dari data tersebut diperoleh debit (Q) masing-masing percobaan dengan rata-rata
1,284x10-3 m3/s, kecepatan aliran (U) masing-masing
aliran dengan rata-rata 10,47527694 m/s, gesekan dalam pipa (Hf air)
masing-masing percobaan dengan rata-rata 154,0729575, factor gesekan (f)
masing-masing percobaan dengan rata-rata 0,04343255967, bilangan Reynold
masing-masing percobaan dengan rata-rata 130584,0581. Kemudian dari semua data
diatas diperoleh fungsi regresi linier log f dan Re y= 4,887022633x –
0,1641003401 dan fungsi regresi linier log U dan log Hf/L y= 6,264184214x –
3,944509819. Dari fungsi tersebut dibuatlah grafik.
4.3 Analisa Perhitungan
Setelah
diperoleh data pada masing-masing percobaan yaitu ΔH air raksa dan volumenya,
maka langkah pertama yaitu menghitung debit (Q) dengan rumus Q=V/t dengan V
adalah volume air yang tumpah dan t adalah waktu. Setelah dihitung pada
tiap-tiap percobaan diperoleh ƩQ= 12,84x10-3 m3/s dengan
rata-rata 1,284x10-3 m3/s. Langkah kedua menghitung
kecepatan aliran (U) pada masing-masing percobaan dengan rumus U= Q/A dengan Q
adalah debit dan A adalah luas penampang pipa (1/4πd2). Diperoleh
nilai U pada masing-masing percobaan dengan ƩU= 104,7527694 dan rata-rata
10,447527694. Langkah ketiga menghitung gesekan dalam pipa (Hf air) dengan
rumus Hf air= (ΔH air raksa x ρHg/ρair) – 2 (0,2 x U2/2g). Diperoleh
nilai Hf air masing-masing percobaan dengan ƩHf air= 1540,729575 dan rata-rata
154,0729575. Langkah keempat menghitung nilai factor gesekan (f) dengan rumus
f= .
Diperoleh f masing-masing
percobaan dengan Ʃf= 0,4343255957 dan rata-ratanya 0,04343255957. Langkah
kelima menghitung bilangan Reynold pada masing-masing percobaan dengan rumus
Re= . Diperoleh nilai Re masing-masing percobaan dengan ƩRe=
1305840,581 dan rata-rata 130584,0581. Kemudian dicari nilai log U , log f, log
Re, Hf/L, dan log Hf/L dengan rata-ratanya 1,018251139; -1,376074799;
5,112837007; 181,2623031; dan 2,247682598. Setelah diperoleh nilai tersebut
kemudian menentukan regresi linier log f (x) dan log Re (y) diperoleh nilai x2
dan xy masing-masing percobaan dengan jumlah nya 19,06424117 dan -7,037754467,
rata-rata 1,906424117 dan -7,037754467. Setelah diperoleh data diatas
selanjutnya mencari fungsi linier y= ax + b dengan rumus a= , b= .
Diperoleh nilai a= 4,887022633 dan b= -0,1641003401 lalu disubsititusikan ke
fungsi linier menjadi y = 4, 887022633x - 0,1641003401. Yang terakhir
menentukan regresi linier log U (x) dan log Hf/L (y) diperoleh nilai x2
dan xy masing-masing percobaan dengan jumlah nya 10,47235294 dan 22,89453558,
rata-rata 1,047235294 dan 2,289453558. Setelah diperoleh data diatas
selanjutnya mencari fungsi linier y= ax + b dengan rumus a= , b= .
Diperoleh nilai a= 6,264184214 dan b= -3,944509819 lalu disubsititusikan ke
fungsi linier menjadi y = 6,264184214x - 3,944509819.
4.4 Analisa Grafik dan
Gambar Grafik
Setelah
diperoleh fungsi linier y= ax+b, maka dapat digambar grafik dengan
mensubtitusikan nilai x= 1, x= 2, x= 3, x= 4, dan x=5. Pada regresi linier log
f dan log Re diperoleh y= 4,
887022633x - 0,1641003401, lalu masukkan masing-masing nilai x pada persamaan
tersebut. Diperoleh y= 4,722922293 pada x=1, y= 9,609944926 pada x=2, y=
14,49696756 pada x=3, y= 19,38399019 pada x=4, dan y= 24,27101282 pada x=5.
Kemudian dibuat grafik pada kertas grafik dengan menetukan letak masing-masing
koordinat titik x dan y yang sudah diketahui.
Gambar
grafik:
Dari
grafik diatas diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar factor gesekan semakin
besar pula bilangan Reynolds yang dihasilkan.
Selanjutnya
untuk regresi linier log U dan log Hf/L juga sama seperti diatas dengan
mensubtitusikan nilai x= 1,
x= 2, x= 3, x= 4, dan x=5 pada persamaan y= 6,264184214x - 3,944509819. Diperoleh y= 2,319674395 pada x=1,
y= 8,583858609 pada x=2, y= 14,84804282 pada x=3, y= 21,11222704 pada x=4, dan
y= 27,37641125 pada x=5. Kemudian dibuat grafik pada kertas grafik dengan menentukan
letak masing-masing koordinat titik x dan y yang sudah diketahui.
Gambar grafik:
Dari grafik diatas
diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar kecepatan aliran semakin besar pula
nilai Hf/L yang dihasilkan.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Jelaskan Jenis Aliran Berdasarkan
Bilangan Reynold dari Hasil Praktikum
Jenis aliran
yang terjadi dalam praktikum yaitu aliran turbulen. Aliran turbulen adalah
aliran yang partikel fluidanya bergerak mengikuti lintasan sembarangdi
sepanjang pipa dan hanya gesekan rata-rata saja yang mengikuti sumbu pipa.
Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan fluida kecil. Dalam
praktikum digunakan pompa dan fluida air, sehingga kecepatan aliran tinggi dan
air merupakan fluida dengan viskositas rendah. Selain itu, dalam data hasil
praktikum diperoleh nilai bilangan Reynold pada masing-masing percobaan dengan rata-rata
bilangan Reynold 130584,05818. Aliran turbulen memiliki nilai Re > 4000,
sehingga terbukti bahwa aliran yang terjadi dalam praktikum yaitu aliran
turbulen.
4.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Gesekan
Aliran Berdasarkan Praktikum
Factor-faktor
yang mempengaruhi gesekan aliran selama praktikum diantaranya pompa yang
digunakan sudah tua, terdapat kebocoran pipa, fluida (air) yang digunakan,
bagian dalam pipa dan human error. Pompa yang sudah tua kinerjanya tidak akan
maksimal sehingga mempengaruhi aliran air. Pipa yang bocor menyebabkan
berkurangnya volume air dan aliran air. Air yang digunakan mungkin mengandung
partikel-partikel atau mineral yang dapat menghambat aliran air. Kita tidak
tahu apa yang ada di dalam bagian pipa, mungkin terdapat lumut atau karat yang
dapat memperbesar gesekan aliran. Kesalahan praktikan dalam mengukur ataupun ketidaktepatan
dalam menampung air karena waktu yang digunakan hanya 5 detik dapat
mempengaryhi hasil perhitungan.
4.5.3 Pengaruh Faktor Gesekan terhadap
Bilangan Reynold
Berdasarkan
grafik, setelah diperoleh y= 4,
887022633x - 0,1641003401 kemudian nilai x dan y diplotkan kedalam grafik,
diperoleh grafik dengan garis naik. Jadi pengaruh
factor gesekan terhadap bilangan Reynold yaitu factor gesekan akan naik seiring
bertambahnya nilai bilangan Reynold. Artinya factor gesekan berbanding lurus
dengan bilangan Reynold.
4.5.4 Pengaruh Faktor Kecepatan terhadap
Hf/L
Berdasarkan
grafik, setelah diperoleh y= 6,264184214x
- 3,944509819 kemudian nilai x dan y diplotkan kedalam grafik, diperoleh grafik
dengan garis naik. Jadi semakin cepat fluida mengalir semakin tinggi besar
nilai Hf/L. factor kecepatan berbanding lurus dengan Hf/L.
4.6 Perbandingan dengan
Literatur
Hasil
praktikum diperoleh kesimpulan bahwa nilai factor gesekan berbanding lurus
dengan bilangan Reynold. Artinya, semakin besar nilai factor gesekan, semakin
besar pula bilangan Reynolds yang dihasilkan. Namun hal ini tidak sesuai dengan
literature yang menunjukkan bahwa factor gesekan berbanding terbalik terhadap
bilangan Reynolds, yang artinya semakin besar factor gesekan, nilai bilangan
Reynolds semakin kecil (Fuadhilah, 2010).
Nilai
kecepatan fluida juga berbanding lurus dengan nilai Hf/L. artinya semakin besar
kecepatan fluida nilai Hf/L juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan
literature bahwa hubungan logaritma kecepatan dengan logaritma total head
(hf) baik untuk manometer air maupun
manometer raksa adalah semakin besar kecepatan aliran maka nilai total head
juga semakin besar (Fuadhilah, 2010).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tujuan
dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui karakteristik
aliran laminar dan turbulen dan juga mengetahui pengaruh terjadinya gesekan
aliran terhadap factor pengaruh pengaliran. Gesekan aliran merupakan hambatan berupa gesekan dalam pipa
fluida yang mengakibatkan berkurangnya laju aliran dan penurunan tekanan.
Besarnya hambatan aliran karena gesekan sangat tergantung dari kekasaran
dinding pipa.
Dari hasil praktikum diperoleh kesimpulan bahwa jenis aliran
yang terjadi adalah aliran turbulen. Karena memiliki nilai bilangan Reynolds
rata-rata sebesar 1305480,581 dan sesuai dengan teori bahwa jika bilangan Re
> 4000 merupakan aliran turbulen. Factor-faktor yang mempengaruhi jalannya
praktikum antara lain pompa
yang digunakan sudah tua, terdapat kebocoran pipa, fluida (air) yang digunakan,
bagian dalam pipa dan human error. Pompa yang sudah tua kinerjanya tidak akan
maksimal sehingga mempengaruhi aliran air. Pipa yang bocor menyebabkan
berkurangnya volume air dan aliran air. Air yang digunakan mungkin mengandung
partikel-partikel atau mineral yang dapat menghambat aliran air. Kita tidak
tahu apa yang ada di dalam bagian pipa, mungkin terdapat lumut atau karat yang
dapat memperbesar gesekan aliran. Kesalahan praktikan dalam mengukur ataupun
ketidaktepatan dalam menampung air karena waktu yang digunakan hanya 5 detik
dapat mempengaryhi hasil perhitungan.
Selain
itu, nilai factor gesekan berbanding lurus dengan bilangan Reynold. Artinya,
semakin besar nilai factor gesekan, semakin besar pula bilangan Reynolds yang
dihasilkan. Namun hal ini tidak sesuai dengan literature yang menunjukkan bahwa
factor gesekan berbanding terbalik terhadap bilangan Reynolds, yang artinya
semakin besar factor gesekan, nilai bilangan Reynolds semakin kecil. Kesalahan
ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam perhitungan. Lalu, nilai kecepatan
fluida juga berbanding lurus dengan nilai Hf/L. artinya semakin besar kecepatan
fluida nilai Hf/L juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan literature bahwa
hubungan logaritma kecepatan dengan logaritma total head (hf) baik untuk manometer air maupun manometer
raksa adalah semakin besar kecepatan aliran maka nilai total head juga semakin
besar
5.2 Saran
Dalam
praktikum diharapkan praktikan lebih jeli dan teliti dalam mengukur karena
waktu yang dibutuhkan hanya 5 detik. Selain itu, factor alat dan bahan juga
berpengaruh dalam pelaksanaan praktikum. Kesalahan sedikit dalam pengoperasian
dapat berpengaruh terhadap hasil akhir praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ilhami, Dhiniah Nur, dkk. 2011. Laporan Praktikum Pendukung Proses Aliran
Fluida. Bandung: Politeknik Negeri Bandung
Setiawan, Didik. 2015. Analisa Hidrolik Sistem Lifter pada Farm
Tractor Foton FT 824. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sihombing, Risma. 2010. Aliran Fluida dalam Pipa. Palembang:
Universitas Sriwijaya
Soekardi,
Chandrasa. 2015. Termodinamika Dasar
Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET
Sumantri, Agus, dkk. 2012. Praktikum Dasar Teknik Kimia Aliran Fluida.
Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Welty,Jame R., dkk. 2006.
Dasar-Dasar Fenomena Transport Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga
Wibhisana, Himawan, dkk. 2009. Pengaruh Variasi Bilangan Reynold terhadap Distribusi
Tegangan pada Riser Akibat Arus Laut. Malang: Universitas Brawijaya
Wright, Paul H. 2006. Pengantar Engineering Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Young dan Freedman. 2007. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Fuadhilah,
Rury, dkk. 2010. Laporan Praktikum
Mekanika Fluida dan Hidrolika. Jakarta: Universitas Indonesia
broo, boleh ambil materinya kan?
ReplyDeleteboleh gan
Delete