Pages

Tuesday, October 4, 2016

Laporan Praktikum Gesekan Aliran Melalui Pipa



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Tujuan Praktikum
1.1.1     Mahasiswa mampu untuk mengetahui karakteristik aliran laminar dan aliran turbulen
1.1.2     Mahasiswa mengetahui pengaruh terjadinya gesekan aliran terhadap factor pengaruh pengaliran

1.2  Latar Belakang
Fluida adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan atau gas. Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai gas,mempunyai volume yang sama dengan volume uladuk yang membatasi gas tersebut. Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu,baik benda padat maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak newton yang digabungkan dengan hukum gaya yang sesuai.
Salah satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalah dengan membagi –bagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang dapat dinamakan partikel fluida dan mengikuti gerak masing-masing partikel ini.
Suatu massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi menjadi tabung aliran,bila aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah bentuknya dan fluida yang pada suatu saan berada didalam sebuah tatung akan tetap berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam tabung aliran adalah sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan luas penampangnya.
Konsep aliran fluida yang berkaitan dengan aliran fluida dalam pipa adalah :
1.      Hukum kekentalan Massa
2.      Hukum Kekentalan energi
3.      Hukum kekentalan momentum
4.      Katup
5.      Orifacemeter






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gesekan Aliran
Gesekan aliran merupakan hambatan berupa gesekan dalam pipa fluida yang mengakibatkan berkurangnya laju aliran dan penurunan tekanan. Besarnya hambatan aliran karena gesekan sangat tergantung dari kekasaran dinding pipa. Dari hasil bebagai percobaan diketahui bahwa makin kasar dinding pipa makin besar terjadinya penurunan atau kehilangan tekanan aliran (Sihombing, 2010). Gesekan antara aliran fluida dengan permukaan sudut-sudut dinding pompa menyebabkan sebagian energy yang diangkut oleh aliran air hilang untuk mengatasi gesekan-gesekan tersebut.  (Soekardi, 2015).

2.2 Jenis- Jenis Aliran Fluida
a. Aliran Laminar
Aliran dengan jenis ini maka partikel-partikel fluida mengalir secara sejajar dengan sumbu tabung. Aliran ini terjadi jika viskositas fluida tinggi dan kecepatan fluida rendah. Aliran laminar memiliki bilangan Re < 2300 (Sumantri, 2012).
b. Aliran Turbulen
Aliran turbulen merupakan aliran kacau yang tidak teratur dan kompleks, selalu berubah terhadap waktu dan tidak terdapat pola keadaan tunak. Aliran ini terjadi jika viskositas fluida rendah dan kecepatan fluida tinggi. Aliran turbulen memiliki bilangan Re > 4000 (Young, 2007).
c. Aliran Transisi
Aliran transisi adalah rejim yang terjadi antara aliran laminar dan aliran turbulen. Jadi aliran transisi adalah proses diantara terjadinya aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran transisi memiliki bilangan Re antara 2300 – 4000 (Ilhami, 2011).

2.3 Pengertian Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan suatu parameter similaritas aliran yang menjelaskan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda bergerak relative terhadap fluida yang melingkupinya. Bilangan ini berbanding lurus dengan ukuran benda maupun kerapatan dan kecepatan relative fluida tersebut, dan berbanding terbalik dengan viskositas fluida (Wright, 2006).
Menurut Wibishana (2009) bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap viskos yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentifikasikan jenis aliran yang berbeda. Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Re =  
Keterangan:
vs            = Kecepatan fluida
L          = Panjang karakteristik
µ          = Viskositas absolut fluida dinamis
v          = Viskositas kinematic fluida: v = µ/ρ
ρ          = Kerapatan (densitas) fluida

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gesekan Aliran
Menurut Reynolds, ada tiga factor yang mempengaruhi keadaan aliran yaitu kekentalan zat cair, rapat massa zat cair, dan diameter pipa. Viskositas Fluida Fluida adalah benda yang dapat mengalami perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya gesek yang bekerja terhadapnya. Sifat yang erat hubungannya dengan definisi ini adalah viskositas. Harga viskositas fluida mungkin dipengaruhi oleh besar dan lama aksi gaya yang bekerja terhadapnya.Viskositas fluida juga dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur. Densitas Fluida, disamping viskositas, sifat fluida yang penting lainnya adalah densitas (masa persatuan volume). Seperti viskositas, karakteristik gas dan cairan dalam sifat densitas ini bebeda satu dengan lainnya. Densitas gas sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperaturnya, karena itu gas juga disebut fluida termampatkan (compressible fluid). Hubungan antara densitas dengan tekanan dan temperatur gas banyak dibahas dalam bidang termodinamika, misalnya Hukum Gas Ideal dan persamaan Van Der Waals. Densitas cairan sedikit sekali dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur, karena itu cairan disebut juga fluida tak termampatkan (incompressible fluid). Bedasarkan sifat kemampatan ini, aliran fluida dibagi menjadi dua, yaitu aliran fluida termampatkan dan tak termampatkan. Seringkali bila perubahan temperatur dan tekanan relatif kecil, permasalahan aliran gas diselesaikan dengan cara untuk fluida tak termampatkan. Neraca Massa, fluida dinamik adalah fluida bergerak. Umunya fluida bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan suatu alat mekanik seperti pompa atau blower, oleh perbedaan gravitasi, atau dengan tekanan, dan mengalir melalui sistem perpipaan atau alat proses (Welty, 2006).
Transisi dari aliran laminar ke turbulen sering terjadi sangat tiba-tiba. Pola aliran yang stabil pada laju rendah dapat tiba-tiba menjadi tidak stabil ketika mencapai laju kritis. Ketidakteraturan dalam pola aliran dapat disebabkan oleh kekasaran dinding pipa, perbedaan densitas fluida, dan masih banyak factor lain. Pada laju aliran rendah, gangguan tidak terlalu berpengaruh; pola aliran stabil dan cenderung tetap pada keadaan laminar. Tetapi ketika laju kritis dicapai, pola aliran menjadi tidak stabil. Gangguan tidak lagi dianggap tidak berpengaruh, tetapi bertambah sampai merusak seluruh pola aliran laminar (Young, 2007).

2.5 Aplikasi Gesekan Aliran pada Prodi Teknik Pertanian
Gesekan aliran fluida dapat diaplikasikan dalam lifter. Lifter adalah salah satu komponen utama pada system penggerak hidolik pendukung yang berfungsi membantu kinerja lifting arm untuk mengangkat dan menurunkan alat pendukung dan mengoperasikan komponen-komponen di dalamnya dan menggunakan fluida oli sebagai medianya. Berdasarkan informasi dari mekanik di lapangan, lifter pada unik farm tractor foton ft 824 sering mengalami trouble (masalah). Sehingga dengan memanfaatkan gesekan aliran dapat mengurangi masalah pada lifter farm tractor foton ft 824 (Setiawan, 2015).




BAB III
METODOLOGI

3.1 Fungsi Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Bahan dan Fungsi
1.    Rangkaian pipa                                   : sebagai tempat mengalirnya fluida
2.    Pompa                                                : untuk memompa air dari tendon input ke rangkaian
3.    Stop kontak                                         : sebagai sumber arus listrik
4.    Tendon input                                       : untuk menampung air yang masuk ke pipa
5.    Tendon output                                     : untuk menampung air yang keluar dari pipa
6.    Kran input                                            : untuk mengatur debit aliran masuk
7.    Kran output                                         : untuk mengatur debit aliran keluar
8.    Pipa input                                            : sebagai jalan masuknya air ke rangkaian pipa
9.    Pipa output                                          : sebagai jalan keluarnya air dari rangkain pipa ke tendon               output
10.  Papan                                                  : sebagai tempat manometer dan skala
11.  Penyangga                                          : untuk menyangga pompa
12.  Manometer                                         : untuk mengukur tekanan pada setiap sambungan
13.  Air raksa                                              : sebagai indicator beda tinggi
14.  Skala/mistar                                        : untuk mengukur beda tinggi air raksa
15.  Selang                                                 : untuk menyalurkan air dari kran ke tendon input
16.  Kran control                                        : untuk mengatur mengatur tekanan aliran pada   rangkaian
17.  Piezometer                                          : untuk mengukur tekanan seluruh rangkaian pipa
18.  Sambungan mengecil lurus                : sebagai perlakuan aliran air dari pipa diameter besar ke kecil
19.  Sambungan membesar lurus             : sebagai perlakuan aliran air dari pipa diameter kecil ke besar
20.  Sprinkle                                               : untuk memberikan tekanan pada pipa besar
21.  Sprinkle kecil                                      : untuk memberikan tekanan pada pipa kecil
22.  Sambungan mengecil menyudut       : sebagai perlakuan aliran air dari pipa diameter besar ke kecil dengan belokan 90°
23.  Sambungan membesar menyudut     : sebagai perlakuan aliran air dari pipa diameter kecil ke besar dengan belokan 90°
24.  Belokan 90°                                        : sebagai perlakuan pipa
25.  Gelas ukur                                          : untuk mengukur volume air yang keluar
26.  Stopwatch                                           : untuk mengukur waktu
27.  Air                                                        : sebagai fluida perlakuan
3.1.2 Gambar Rangkaian Alat dan Keterangan

















3.2 Cara Kerja


 


                                                                                        disiapkan


 



                                                                                        dipancing menggunakan air hingga
                                                                                        meluber


 


                                                                                         dibuka secara penuh


 


                                                                                        dinyalakan hingga aliran konstan


 


                                                                                        
Text Box: Piezometer                                                                                         diputar sebanyak 4 putaran kearah stop



 
                                                                                        - diamati beda tinggi air raksa selama 5
                                                                                          detik dan catat hasil
                                                                                             -diamati selama 10 kali pengulangan
                                                                                          dengan menutup kran output satu
                                                                                          putaran tiap pengulangan





Text Box: Air



 


                                                                                       -ditampung dan diamati volume air
                                                                                        selama 5 detik dan catat hasil
                                                                                       -ditampung dan diamati volume air
                                                                                        selama 10 kali pengulangan dengan
                                                                                        menutup kran output satu putaran tiap
                                                                                        pengulangan


Text Box: Hasil
 
                                                                                                   dicatat





4.2 Analisa Data Hasil Praktikum
Pada praktikum ini, percobaan dilakukan sebanyak 10 kali. Dalam waktu 5 detik diperoleh data masing-masing percobaan diperoleh nilai ΔH air raksa dan volumenya. Rata-rata ΔH air raksa 12,52 cmHg dan rata-rata volume air 6,42 m3. Dari data tersebut diperoleh debit (Q) masing-masing percobaan dengan rata-rata 1,284x10-3 m3/s, kecepatan aliran (U) masing-masing aliran dengan rata-rata 10,47527694 m/s, gesekan dalam pipa (Hf air) masing-masing percobaan dengan rata-rata 154,0729575, factor gesekan (f) masing-masing percobaan dengan rata-rata 0,04343255967, bilangan Reynold masing-masing percobaan dengan rata-rata 130584,0581. Kemudian dari semua data diatas diperoleh fungsi regresi linier log f dan Re y= 4,887022633x – 0,1641003401 dan fungsi regresi linier log U dan log Hf/L y= 6,264184214x – 3,944509819. Dari fungsi tersebut dibuatlah grafik.

4.3 Analisa Perhitungan
Setelah diperoleh data pada masing-masing percobaan yaitu ΔH air raksa dan volumenya, maka langkah pertama yaitu menghitung debit (Q) dengan rumus Q=V/t dengan V adalah volume air yang tumpah dan t adalah waktu. Setelah dihitung pada tiap-tiap percobaan diperoleh ƩQ= 12,84x10-3 m3/s dengan rata-rata 1,284x10-3 m3/s. Langkah kedua menghitung kecepatan aliran (U) pada masing-masing percobaan dengan rumus U= Q/A dengan Q adalah debit dan A adalah luas penampang pipa (1/4πd2). Diperoleh nilai U pada masing-masing percobaan dengan ƩU= 104,7527694 dan rata-rata 10,447527694. Langkah ketiga menghitung gesekan dalam pipa (Hf air) dengan rumus Hf air= (ΔH air raksa x ρHg/ρair) – 2 (0,2 x U2/2g). Diperoleh nilai Hf air masing-masing percobaan dengan ƩHf air= 1540,729575 dan rata-rata 154,0729575. Langkah keempat menghitung nilai factor gesekan (f) dengan rumus f= . Diperoleh f masing-masing percobaan dengan Ʃf= 0,4343255957 dan rata-ratanya 0,04343255957. Langkah kelima menghitung bilangan Reynold pada masing-masing percobaan dengan rumus Re= . Diperoleh nilai Re masing-masing percobaan dengan ƩRe= 1305840,581 dan rata-rata 130584,0581. Kemudian dicari nilai log U , log f, log Re, Hf/L, dan log Hf/L dengan rata-ratanya 1,018251139; -1,376074799; 5,112837007; 181,2623031; dan 2,247682598. Setelah diperoleh nilai tersebut kemudian menentukan regresi linier log f (x) dan log Re (y) diperoleh nilai x2 dan xy masing-masing percobaan dengan jumlah nya 19,06424117 dan -7,037754467, rata-rata 1,906424117 dan -7,037754467. Setelah diperoleh data diatas selanjutnya mencari fungsi linier y= ax + b dengan rumus a= , b=  . Diperoleh nilai a= 4,887022633 dan b= -0,1641003401 lalu disubsititusikan ke fungsi linier menjadi y = 4, 887022633x - 0,1641003401. Yang terakhir menentukan regresi linier log U (x) dan log Hf/L (y) diperoleh nilai x2 dan xy masing-masing percobaan dengan jumlah nya 10,47235294 dan 22,89453558, rata-rata 1,047235294 dan 2,289453558. Setelah diperoleh data diatas selanjutnya mencari fungsi linier y= ax + b dengan rumus a= , b=  . Diperoleh nilai a= 6,264184214 dan b= -3,944509819 lalu disubsititusikan ke fungsi linier menjadi y = 6,264184214x - 3,944509819.

4.4 Analisa Grafik dan Gambar Grafik
Setelah diperoleh fungsi linier y= ax+b, maka dapat digambar grafik dengan mensubtitusikan nilai x= 1, x= 2, x= 3, x= 4, dan x=5. Pada regresi linier log f dan log Re diperoleh y= 4, 887022633x - 0,1641003401, lalu masukkan masing-masing nilai x pada persamaan tersebut. Diperoleh y= 4,722922293 pada x=1, y= 9,609944926 pada x=2, y= 14,49696756 pada x=3, y= 19,38399019 pada x=4, dan y= 24,27101282 pada x=5. Kemudian dibuat grafik pada kertas grafik dengan menetukan letak masing-masing koordinat titik x dan y yang sudah diketahui.
Gambar grafik:























Dari grafik diatas diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar factor gesekan semakin besar pula bilangan Reynolds yang dihasilkan.
Selanjutnya untuk regresi linier log U dan log Hf/L juga sama seperti diatas dengan mensubtitusikan nilai x= 1, x= 2, x= 3, x= 4, dan x=5 pada persamaan y= 6,264184214x - 3,944509819. Diperoleh y= 2,319674395 pada x=1, y= 8,583858609 pada x=2, y= 14,84804282 pada x=3, y= 21,11222704 pada x=4, dan y= 27,37641125 pada x=5. Kemudian dibuat grafik pada kertas grafik dengan menentukan letak masing-masing koordinat titik x dan y yang sudah diketahui.
Gambar grafik:














Dari grafik diatas diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar kecepatan aliran semakin besar pula nilai Hf/L yang dihasilkan.
4.5 Pembahasan
     4.5.1 Jelaskan Jenis Aliran Berdasarkan Bilangan Reynold dari Hasil Praktikum
Jenis aliran yang terjadi dalam praktikum yaitu aliran turbulen. Aliran turbulen adalah aliran yang partikel fluidanya bergerak mengikuti lintasan sembarangdi sepanjang pipa dan hanya gesekan rata-rata saja yang mengikuti sumbu pipa. Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan fluida kecil. Dalam praktikum digunakan pompa dan fluida air, sehingga kecepatan aliran tinggi dan air merupakan fluida dengan viskositas rendah. Selain itu, dalam data hasil praktikum diperoleh nilai bilangan Reynold pada masing-masing percobaan dengan rata-rata bilangan Reynold 130584,05818. Aliran turbulen memiliki nilai Re > 4000, sehingga terbukti bahwa aliran yang terjadi dalam praktikum yaitu aliran turbulen.
     4.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Gesekan Aliran Berdasarkan Praktikum
Factor-faktor yang mempengaruhi gesekan aliran selama praktikum diantaranya pompa yang digunakan sudah tua, terdapat kebocoran pipa, fluida (air) yang digunakan, bagian dalam pipa dan human error. Pompa yang sudah tua kinerjanya tidak akan maksimal sehingga mempengaruhi aliran air. Pipa yang bocor menyebabkan berkurangnya volume air dan aliran air. Air yang digunakan mungkin mengandung partikel-partikel atau mineral yang dapat menghambat aliran air. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam bagian pipa, mungkin terdapat lumut atau karat yang dapat memperbesar gesekan aliran. Kesalahan praktikan dalam mengukur ataupun ketidaktepatan dalam menampung air karena waktu yang digunakan hanya 5 detik dapat mempengaryhi hasil perhitungan.
     4.5.3 Pengaruh Faktor Gesekan terhadap Bilangan Reynold
Berdasarkan grafik, setelah diperoleh y= 4, 887022633x - 0,1641003401 kemudian nilai x dan y diplotkan kedalam grafik, diperoleh grafik dengan garis naik. Jadi pengaruh factor gesekan terhadap bilangan Reynold yaitu factor gesekan akan naik seiring bertambahnya nilai bilangan Reynold. Artinya factor gesekan berbanding lurus dengan bilangan Reynold.
     4.5.4 Pengaruh Faktor Kecepatan terhadap Hf/L
Berdasarkan grafik, setelah diperoleh y= 6,264184214x - 3,944509819 kemudian nilai x dan y diplotkan kedalam grafik, diperoleh grafik dengan garis naik. Jadi semakin cepat fluida mengalir semakin tinggi besar nilai Hf/L. factor kecepatan berbanding lurus dengan Hf/L.

4.6 Perbandingan dengan Literatur
Hasil praktikum diperoleh kesimpulan bahwa nilai factor gesekan berbanding lurus dengan bilangan Reynold. Artinya, semakin besar nilai factor gesekan, semakin besar pula bilangan Reynolds yang dihasilkan. Namun hal ini tidak sesuai dengan literature yang menunjukkan bahwa factor gesekan berbanding terbalik terhadap bilangan Reynolds, yang artinya semakin besar factor gesekan, nilai bilangan Reynolds semakin kecil (Fuadhilah, 2010).
Nilai kecepatan fluida juga berbanding lurus dengan nilai Hf/L. artinya semakin besar kecepatan fluida nilai Hf/L juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan literature bahwa hubungan logaritma kecepatan dengan logaritma total head (hf)  baik untuk manometer air maupun manometer raksa adalah semakin besar kecepatan aliran maka nilai total head juga semakin besar (Fuadhilah, 2010).

























BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui karakteristik aliran laminar dan turbulen dan juga mengetahui pengaruh terjadinya gesekan aliran terhadap factor pengaruh pengaliran. Gesekan aliran merupakan hambatan berupa gesekan dalam pipa fluida yang mengakibatkan berkurangnya laju aliran dan penurunan tekanan. Besarnya hambatan aliran karena gesekan sangat tergantung dari kekasaran dinding pipa.
Dari hasil praktikum diperoleh kesimpulan bahwa jenis aliran yang terjadi adalah aliran turbulen. Karena memiliki nilai bilangan Reynolds rata-rata sebesar 1305480,581 dan sesuai dengan teori bahwa jika bilangan Re > 4000 merupakan aliran turbulen. Factor-faktor yang mempengaruhi jalannya praktikum antara lain pompa yang digunakan sudah tua, terdapat kebocoran pipa, fluida (air) yang digunakan, bagian dalam pipa dan human error. Pompa yang sudah tua kinerjanya tidak akan maksimal sehingga mempengaruhi aliran air. Pipa yang bocor menyebabkan berkurangnya volume air dan aliran air. Air yang digunakan mungkin mengandung partikel-partikel atau mineral yang dapat menghambat aliran air. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam bagian pipa, mungkin terdapat lumut atau karat yang dapat memperbesar gesekan aliran. Kesalahan praktikan dalam mengukur ataupun ketidaktepatan dalam menampung air karena waktu yang digunakan hanya 5 detik dapat mempengaryhi hasil perhitungan.
Selain itu, nilai factor gesekan berbanding lurus dengan bilangan Reynold. Artinya, semakin besar nilai factor gesekan, semakin besar pula bilangan Reynolds yang dihasilkan. Namun hal ini tidak sesuai dengan literature yang menunjukkan bahwa factor gesekan berbanding terbalik terhadap bilangan Reynolds, yang artinya semakin besar factor gesekan, nilai bilangan Reynolds semakin kecil. Kesalahan ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam perhitungan. Lalu, nilai kecepatan fluida juga berbanding lurus dengan nilai Hf/L. artinya semakin besar kecepatan fluida nilai Hf/L juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan literature bahwa hubungan logaritma kecepatan dengan logaritma total head (hf)  baik untuk manometer air maupun manometer raksa adalah semakin besar kecepatan aliran maka nilai total head juga semakin besar

5.2 Saran
Dalam praktikum diharapkan praktikan lebih jeli dan teliti dalam mengukur karena waktu yang dibutuhkan hanya 5 detik. Selain itu, factor alat dan bahan juga berpengaruh dalam pelaksanaan praktikum. Kesalahan sedikit dalam pengoperasian dapat berpengaruh terhadap hasil akhir praktikum.















DAFTAR PUSTAKA


Ilhami, Dhiniah Nur, dkk. 2011. Laporan Praktikum Pendukung Proses Aliran Fluida. Bandung: Politeknik Negeri Bandung

Setiawan, Didik. 2015. Analisa Hidrolik Sistem Lifter pada Farm Tractor Foton FT 824. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sihombing, Risma. 2010. Aliran Fluida dalam Pipa. Palembang: Universitas Sriwijaya

Soekardi, Chandrasa. 2015. Termodinamika Dasar Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET

Sumantri, Agus, dkk. 2012. Praktikum Dasar Teknik Kimia Aliran Fluida. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Welty,Jame R., dkk. 2006. Dasar-Dasar Fenomena Transport Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Wibhisana, Himawan, dkk. 2009. Pengaruh Variasi Bilangan Reynold terhadap Distribusi Tegangan pada Riser Akibat Arus Laut. Malang: Universitas Brawijaya

Wright, Paul H. 2006. Pengantar Engineering Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga

Young dan Freedman. 2007. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Fuadhilah, Rury, dkk. 2010. Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika. Jakarta: Universitas Indonesia
 


2 comments: