Pages

Sunday, June 12, 2016

Bab I: Identifikasi Gugus Fungsi Alkohol



BAB I
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

TUJUAN       :
  • Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol
  • Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida

A. PRE-LAB

1. Jelaskan perbedaan karakteristik antara alkohol primer, sekunder dan tersier!
a.       Alkohol primer
Alkohol primer adalah alkohol dimana atom C yang terikat langsung oleh gugus –OH berikatan dengan satu atom C yang lain. Reaksi oksidasi alkohol primer akan menghasilkan alkanal (aldehida), jika dibiarkan beberapa lama, maka proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu asam karboksilat (Suminar, 2006).
b.      Alkohol sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol dimana atom C yang terikat langsung oleh gugus –OH berikatan dengan dua atom C yang lain. Reaksi oksidasi alkohol sekunder akan menghasilkan suatu keton (alkanon) (Suminar, 2006).
c.       Alkohol tersier
Alkohol tersier adalah alkohol dimana atom C yang terikat langsung oleh gugus –OH berikatan dengan tiga atom C yang lain. Pada alkohol tersier tidak terjadi proses oksidasi. Hal ini disebabkan pada alkohol tersier, tidak terdapat atom H yang terikat pada atom C karbinol (Suminar, 2006).
2. Jelaskan perbedaan antara senyawa alkohol alifatik dan fenol !
Perbedaan alkohol alifatik dan fenol sebagai berikut (Petrucci, 2006):
a.       Alkohol memiliki rantai karbon terbuka, sedangkan fenol memiliki rantai karbon tertutup atau melingkar.
b.      Alkohol dan fenol bersifat asam lemah. Namun, sifat asam pada fenol lebih kuat daripada alkohol karena fenol memiliki anion dengan muatan negatif yang disebar oleh cincin karbon melingkar. Alkohol adalah asam sangat lemah hampir netral.
c.       Alkohol tidak bereaksi dengan basa karena sifat asamnya yang sangat lemah. Sedangkan fenol bereaksi dengan basa.
d.      Alkohol bereaksi dengan Na atau PX3, sedangkan fenol tidak bereaksi. (X adalah halogen)
e.       Alkohol tidak bereaksi dapat dengan FeCl3, sedangkan fenol bereaksi dengan FeCl3 dan memberikan warna merah keunguan.
f.       Jika diberi reagen Lucas, alkohol primer tidak mengalami pemisahan fase, alhol sekunder mengalami pemisahan fase dengan dipanaskan, dan alkohol tersier mengalami pemisahan fase tanpa dipanaskan. Sedangkan fenol tidak bereaksi jika diberi reagen Lucas.

3. Jelaskan prinsip analisa tes Lucas dan Ferri Klorida!
Prinsip analisa tes Lucas yaitu membedakan antara alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Hal ini didasarkan pada perbedaan reaktivitas dari tiga jenis alkoholdengan hidrogen halida. Alkohol tersier bereaksi dengan reagen Lucas untuk menghasilkan kekeruhan walaupen tanpa proses pemanasan. Sementara alkohol sekunder perlu pemanasan untuk memastikan bahwa alkohol sekunder bereaksi ketika diberi reagen Lucas. Sedangkan alkohol primer tidak bereaksi dengan reagen Lucas (Riawan, 2006).
Prinsip analisa Ferri Klorida yaitu membedakan antara alkohol dan fenol menggunakan reagen FeCl3 sebagai pereaksi. Adanya pembrntukan warna menunjukkan indikator bahwa suatu senyawa merupakan fenol. Fenol akan berwarna merah keunguan ketika diberi reagen FeCl3, sedangkan alkohol tidak mengalami pembentukan warna (Fessenden, 2006).

 

 

 

 

 

 

 

 

 







B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sampel dan Bahan
1.1 Metanol
Methanol merupakan cairan tidak berwarna, bening dan dapat larut dalam air. Titik didih dari methanol yaitu 64,7 °C dan titik bekunya –98 °C. Metanol mudah terbakar dan berbahaya jika dihirup. Apabila terhirup atau tertelan maka akan menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, muntah dan diare. Methanol digunakan dalam tes Lucas dan Ferri klorida sebagai sampel yang akan dites (Ghalib, 2010).
1.2 Etanol
Etanol merupakan cairan yang tidak berwarna dan bening. Etanol mudah menguap dan mudah terbakar dengan memberikan nyala warna biru. Etanol mudah larut dalam air. Titik didih etanol yaitu 173,3 °F dan titik bekunya -90 °C. Etanol digunakan dalam tes Lucas sebagai sampel yang akan dites (Ghalib, 2010).
1.3 2-propanol
2-propanol merupakan cairan tidak berwarna namun berbau seperti alcohol. Titik didihnya adalah 82 °C dan titik bekunya -88 °C. 2-propanol dapat memebentuk peroksida peledak. Karakteristik dari 2-propanol  yaitu mudah menguap dan terbakar. Apabila dihirup akan menyebabkan orang yang menghirup tersebut merasakan kantuk atau pening. 2-propanol digunakan dalam tes Lucas dan Ferri Klorida sebagai sampel yang akan dites (Naid, 2006).
1.4 Fenol
Fenol merupakan cairan tidak berwarna dengan titik didih 192 °C dan titik bekunya 43 °C. fenol memiliki bau yang khas.  Fenol dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Fenol sangat berbahaya apabila tertelan atau terserap melalui kulit. Fenol digunakan dalam tes Lucas dan Ferri Klorida sebagai sampel yang akan dites (Riawan, 2006).
1.5 Aquades
Aquades merupakan cairan bening dan tidak berwarna , namun memiliki bau menyengat yang ringan. Titik leburnya yaitu -52 °C dan titik didihnya adalah 114 °C. Aquades berbahaya apabila tertelan. Selain itu aquades juga dapat mengiritasi system pernapasan dan kulit, serta dapat menyebabkan resiko yang besar jika terkena mata. Aquades digunakan dalam tes Lucas dan Ferri Klorida untuk melarutkan alcohol dan fenol (Naid, 2006).

2. Reagen
2.1 Reagen Lucas (HCl dan ZnCl2)
Reagen Lucas pada dasarnya adalah sebuah larutan yang dibentuk dari kombinasi HCl dan ZnCl2. HCl atau asam klorida merupakan cairan tidak berwarna yang mudah larut dalam air. HCl dapat mengiritasi kulit. Uap dari HCl tidak boleh dihirup karena dapat memengaruhi system pernapasan. Sedangkan ZnCl2 atau zink klorida merupakan serbuk hablur ataugranut hablur putih atau hampir putih, dapat berupa massa seperti porselen atau berbentuk silinder. ZnCl2 sangat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan system pernapasan. Reagen Lucas merupakan pereaksiuntuk menguji alcohol dan mengklasifikasikannya sesuai dengan reaktivitasnya. Reaktivitas alcohol dengan reagen Lucas diukur dengan tingkat kekeruhannya. Kekeruhan ini terjadi karena adanya pembentukan kloroalkana (Riawan, 2006).
2.2 Reagen Ferri Klorida (FeCl3)
Ferri Klorida merupakan reagen yang dapat larut dalam air. FeCl3 ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun katalis, baik di industry maupun laboratorium. Berbentuk kristal dan warnanya tergantung dari sudut pandang . jika terkena refleksi cahaya, Kristal berwarna hijau gelap, tapi dengan transmisi Kristal berwarna ungu-merah. FeCl3 merupakan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara alcohol dengan fenol. FeCl3 akan bereaksi jika terdapat gugus aromatic yang akan menghasilkan warna hitam, sehingga tes Ferri Klorida hanya bekerja pada fenol dan tidak bekerja pada alcohol (Suminar, 2006).












C. DIAGRAM ALIR
1. Tes Lucas
0,5 ml sampel
 



Dimasukkan kedalam tabung reaksi
3 ml reagen Lucas
 


Tabung ditutup dengan sumbat gabus


Dikocok


Diamati  terbentuknya kabut selama 15 menit


Jika laruran tidak berkabut selama 15 menit, maka
dihangatkan pada waterbath 60° selama 15 menit

Hasil
 














2. Tes Ferri Klorida
5 tetes sampel
 





Masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 1 ml aquades
2 tetes larutan Ferri Klorida 5 %
 



Dikocok



Hasil
Dicatat perubahan warna







D. HASIL PERCOBAAN DAN PENGAMATAN
a.       Tes Lucas
Sampel


Perubahan Warna


Hasil Uji (+)/(-)
Awal
15 menit
10 menit + panas

Methanol

Bening
Bening sedikit kuning
Bening sedikit kuning
-

      Etanol

Bening
Bening sedikit kuning
Bening sedikit kuning
-

      2-propanol

Bening
Bening sedikit kuning
Menjadi keruh (berawan)
+

       Fenol

Bening
Bening sedikit kuning
Bening sedikit kuning
-


b. Tes Ferri Klorida
Sampel
Sampel+Reagen Ferri Klorida
Hasil Uji (+)/(-)

Methanol

Berubah menjadi kuning bening
-

Etanol

Berubah menjadi kuning bening
-

      2-propanol

Berubah menjadi kuning bening
-

       Fenol

Berubah menjadi ungu
+












E. PEMBAHASAN
1. Uji Lucas
1.1 Prinsip Uji Lucas
Prinsip dari uji Lucas yaitu mengidentifikasi jenis alkohol dengan penambahan reagen Lucas dimana akan terjadi reaksi substitusi antara gugus OH pada alkohol dengan Cl pada reagen. Sehingga terbentuk alkil klorida yang tidak larut. Reagen Lucas terdiri dari senyawa HCl dan ZnCl2. HCl berfungsi sebagai pelarut alkohol dan menyumbangkan Cl- pada pembuatan alkil klorida. Sedangkan ZnCl2 berfungsi sebagai katalis dan membantu proses pemekatan warna (Ratna, 2010).

1.2 Analisa Prosedur
Dalam praktikum uji Lucas hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Alat yang disiapkan antara lain rak tabung reaksi sebagai tempat tabung reaksi, tabung reaksi sebagai tempat sampel, beaker glass sebagai tempat waterbath, pipet ukur untuk mengambil sampel dan reagen, sumbat gabus untuk menutup tabung reaksi agar sampel tidak menguap dan waterbath sebagai pemanas. Bahan yang digunakan antara lain metanol, etanol, 2-propanol, fenol dan reagen Lucas. Setelah alat dan bahan disiapkan, kemudian praktikum dimulai dengan memasukkan 0,5 ml sampel berupa metanol, etanol, 2-propanol dan fenol ke dalam 4 tabung reaksi yang bersih dan kering dan telah diberi label sesuai sampel dengan menggunakan pipet ukur. Lalu dengan cepat tabung reaksi ditambahkan 3 ml reagen Lucas menggunakan pipet ukur dan langsung ditutup menggunakan sumbat gabus supaya sampel tidak mudah menguap. Kemudian dikocok selama beberapa detik lalu diamati setelah 15 menit, apakah terbentuk awan atau kabut pada masing-masing sampel. Jika sampel tidak terbentuk kabut, maka semua sampel dihangatkan pada waterbath selama 10 menit dengan suhu 60 °. Kemudian diamati lagi perubahan yang terjadi. Catat hasil pengamatan pada data hasil pengamatan dan percobaan.

1.3 Analisa Hasil
Dari data hasil percobaan dan pengamatan  yang diperoleh, pada metanol yang semula berwarna bening setelah didiamkan selama 15 menit dan dipanaskan selama 10 menit hanya berubah sedikit kuning tetapi lebih dominan bening.  Artinya hasil uji Lucas dengan metanol adalah negatif.  Hal ini sesuai dengan literatur bahwa metanol tidak akan bereaksi dengan reagen Lucas karena metanol termasuk alkohol primer (Raspati, 2007). Selanjutnya pada sampel etanol yang semula berwarna bening setelah didiamkan selama 15 menit dan dipanaskan selama 10 menit hanya berubah sedikit kuning dan lebih dominan bening. Sama dengan metanol bahwa etanol juga tidak bereaksi dengan reagen Lucas, sehingga hasil uji Lucas negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa etanol tidak akan bereaksi dengan reagen Lucas karena etanol termasuk alkohol primer (Raspati, 2007). Pada sampel 2-propanol setelah didiamkan selama 15 menit hanya berubah sedikit kuning tapi lebih dominan bening. Namun, setelah dipanaskan selama 10 menit terbentuk kabut atau awan sehingga sampel 2-propanol berwarna keruh. Sehingga hasil uji Lucas  dengan 2-propanl positif karena 2-propanol termasuk alkohol sekunder. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol sekunder akan bereaksi dengan reagen Lucas dengan membentuk kabut atau awan dan berwarna keruh setelah dipanaskan, karena terjadi reaksi substitusi antara gugus OH pada 2-propanol dengan Cl pada reagen Lucas (Raspati, 2007). Selanjutnya pada sampel fenol, setelah didiamkan selama 15 menit dan dipanaskan selama 10 menit hanya berubah sedikit kuning namun lebih dominan bening. Artinya hasil uji Lucas dengan fenol adalah negatif.  Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol tidak akan bereaksi dengan reagen Lucas karena fenol bukan merupakan alkohol alifatik (Raspati, 2007).

1.4 Mekanisme Uji Reaksi Lucas
Pada uji Lucas akan terjadi reaksi substitusi nukleofilik antara gugus OH pada alkohol dengan Cl pada reagen Lucas. Reagen Lucas terdiri dari senyawa HCl dan ZnCl2. Pada metanol tidak terbentuk awan atau kabut karena metanol termasuk alkohol primer. Alkohol primer adalah alkohol dimana atom C yang terikat langsung gugus OH mengikat satu atom C lain. Sehingga tangan yang dimiliki atom C masih ada 3 untuk mengikat atom H yang menyebabkan energi yang dimiliki cukup besar. Energi ini lah yang mempertahankan alkohol primer agar tidak mudah bereaksi dengan reagen Lucas. Rumus struktur dari metanol yaitu CH3-OH. Reaksi yang terjadi antara metanol dengan reagen Lucas adalah sebagai berikut (Rasyid, 2009):
                                                ZnCl2
CH3 -OH     +       HCl                              CH3-Cl       +      H2O
Metanol           asam klorida                    alkil klorida          air
Penjabarannya sebagai berikut:

Oval: HCl                                                ZnCl2
CH3  -  OH     +                                         CH3-Cl + H2O








 


                                            H+             Cl-
Cl- akan berpindah posisi dengan gugus OH. Sedangkan OH sendiri akan bereaksi dengan H+ membentuk molekul air atau H2O. Sehingga hasil dari reaksi antara sampel dengan reagen lucas adalah alkil klorida dan air (Rasyid, 2009).
Pada sampel etanol juga tidak terbentuk awan atau kabut karena etanol juga termasuk alkohol primer. Alkohol primer adalah alkohol dimana atom C yang terikat langsung gugus OH mengikat satu atom C lain. Sehingga   tangan yang dimiliki atom C pada etanol masih ada 3, satu untuk mengikat atom C lain dan yang dua untuk mengikat atom H yang menyebabkan energi yang dimiliki cukup besar. Energi ini lah yang mempertahankan alkohol primer agar tidak mudah bereaksi dengan reagen Lucas. Rumus struktur dari etanol yaitu CH3- CH2-OH. Reaksi yang terjadi antara metanol dengan reagen Lucas adalah sebagai berikut (Rasyid, 2009):

                                                            ZnCl2
CH3 – CH2 - OH    +       HCl                               CH3- CH2-Cl    +      H2O
Etanol                        asam klorida                       alkil klorida                air
Penjabarannya sebagai berikut:

Oval: HCl                                                        ZnCl2
CH3 - CH2 - OH   +                                        CH3-CH2-Cl + H2O








 


                                                  H+            Cl-

Cl- akan berpindah posisi dengan gugus OH. Sedangkan OH sendiri akan bereaksi dengan H+ membentuk molekul air atau H2O. Sehingga hasil dari reaksi antara sampel dengan reagen lucas adalah alkil klorida dan air (Rasyid, 2009).
Pada sampel 2-propanol terjadi reaksi dengan reagen Lucas setelah dipanaskan dengan ditandai adanya kabut atau awan. Hal ini karena 2-propanol termasuk alkohol sekunder. Alkohol sekunder adalah alkohol dimana atom C yang terikat langsung oleh gugus OH mengikat dua atom C lain. Sehingga tangan yang dimiliki atom C masih ada 3,  dua tangan akan berikatan dengan 2 atom C lain dan satu tangan berikatan dengan atom H. Adanya dua ikatan dengan atom C lain menyebabkan energi yang dimiliki menurun sehingga energi yang dimilki alkohol sekunder lebih rendah daripada alkohol primer. Energi ini  kurang bisa mempertahankan alkohol sekunder untuk tidak mudah bereaksi dengan reagen Lucas, sehingga dibutuhkan pemanasan. Rumus struktur dari 2-propanol yaitu CH3-CH-CH3 (Rasyid, 2009).
          OH
          Reaksi yang terjadi antara metanol dengan reagen Lucas adalah sebagai berikut:
                                              ZnCl2
CH3-CH-CH3       +  HCl                           CH3-CH-CH3 + H2O
          OH                                                            Cl
2-propanol            asam klorida             alkil klorida            air
Penjabarannya sebagai berikut:
Oval: HCl                                               ZnCl2
CH3-CH-CH3    +                                        CH3-CH-CH3 + H2O
         OH                                                              Cl
                             H+           Cl-
Cl- akan berpindah posisi dengan gugus OH. Sedangkan OH sendiri akan bereaksi dengan H+ membentuk molekul air atau H2O. Sehingga hasil dari reaksi antara sampel dengan reagen lucas adalah alkil klorida dan air (Rasyid, 2009).
              OH
                                                  ZnCl2
                                   +   HCl                         tidak terjadi reaksi


            Fenol             Asam Klorida           
Pada fenol tidak terjadi reaksi dengan reagen Lucas karena fenol bukan merupakam alkohol alifatik. Pada dasarnya uji Lucas hanya untuk membedakan jenis alkohol alifatik baik alkohol primer, sekunder maupun tersier (Sitorus, 2010).







2. Uji Ferri Klorida
2.1 Prinsip Uji Ferri Klorida
Prinsip uji Ferri Klorida yaitu mendeteksi keberadaan fenol pada suatu senyawa dengan penambahan larutan Ferri Klorida yang uji positifnya akan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH- pada fenol dengan larutan Ferri Klorida. Warna yang terbentuk tergantung pada substituen yang terikat pada fenol.  Ferri Klorida akan bereaksi dengan fenol dan membentuk FeO pada cincin benzena dan memberi warna pada sampel fenol. Reaksi yang terjadi pada Ferri klorida merupakan reaksi substitusi antara H+ pada fenol dengan Fe3+ pada reagen. Reaksi ini akan membentuk kompleks FeO pada cincin benxena yang dapat mengubah warna dari kuning bening menjadi biru keunguan (Ratna, 2010). 

2.2 Analisa prosedur
Dalam praktikum uji Ferri Klorida hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Alat yang disiapkan antara lain rak tabung reaksi sebagai tempat tabung reaksi, tabung reaksi sebagai tempat atau wadah sampel, beaker glass sebagai tempat aquades, pipet tetes dan pipet ukur untuk mengambil sampel dan reagen. Bahan yang digunakan antara lain aquades, metanol, etanol, 2-propanol, fenol dan reagen Ferri Klorida.
Pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 1 ml aquades kedalam empat tabung reaksi yang sudah diberi label menurut sampel, menggunakan pipet ukur. Penambahan aquades bertujuan untuk mengurangi penguapan dan memudahkan pengamatan dengan penambahan volume. Kemudian kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan metanol, etanol, 2-propanol dan fenol sebanyak 5 tetes menggunakan pipet tetes. Selanjutnya masing-masing tabung reaksi yang telah berisi aquades dan sampel ditambahkan reagen Ferri Klorida 5% sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes, kemudian dikocok. Diamati perubahan warna dari tiap sampel.

2.3 Analisa Hasil
Dari data hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa pada sampel metanol ketika ditambah dengan reagen Ferri Klorida hanya berubah warna sedikit kuning dan lebih dominan bening. Artinya hasil uji Ferri Klorida dengan metanol adalah negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak akan bereaksi dengan FeCl3 (Raspati, 2007). Selanjutnya pada sampel etanol ketika ditambah dengan reagen Ferri Klorida hanya berubah warna sedikit kuning dan lebih dominan bening. Artinya hasil uji Ferri Klorida dengan etanol adalah negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak akan bereaksi dengan FeCl3 (Raspati, 2007). Begitu juga pada sampel 2-propanol ketika ditambah dengan reagen Ferri Klorida hanya berubah warna sedikit kuning dan lebih dominan bening. Artinya hasil uji Ferri Klorida dengan 2-propanol adalah negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak akan bereaksi dengan FeCl3 (Raspati, 2007). Sedangkan pada sampel fenol ketika ditambahkan reagen Ferri Klorida terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu. Artinya hasil uji Ferri Klorida dengan fenol adalah positif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol akan bereaksi dengan Ferri Klorida karena terjadi reaksi substitusi antara H+ pada fenol dengan Fe3+ pada FeCl3. Reaksi ini akan membentuk kompleks FeO pada cincin benzena yang dapat mengubah warna dari bening menjadi biru keunguan (Raspati, 2007).

2.4 Mekanisme Uji Reaksi Ferri Klorida
Reaksi yang terjadi pada Ferri klorida merupakan reaksi substitusi antara H+ pada fenol dengan Fe3+ pada reagen. Reaksi ini akan membentuk kompleks FeO pada cincin benxena yang dapat mengubah warna dari kuning bening menjadi biru keunguan (Rasyid, 2009). 
Berikut reaksi beberapa sampel dengan Ferri Klorida.
           Metanol: CH3-OH    +    FeCl3                                tidak terjadi reaksi
           Etanol: CH3-CH2-OH     +     FeCl3                              tidak terjadi reaksi
           2-propanol: CH3-CH-CH3  +  FeCl3                              tidak terjadi reaksi
                       OH
Alkohol tidak akan bereaksi dengan Ferri Klorida karena uji Ferri Klorida hanya mendeteksi keberadaan fenol pada suatu senyawa (Sitorus, 2010).
Reaksi dengan fenol:
       OH                                                                      O








 


                         +   FeCl3                                 Fe                                                         +    HCl

                                                                                                                       3

                   Fenol                Ferri Klorida                              FeO                             Asam Klorida


Penjabarannya sebagai berikut:


                   O          H
                                              Bereaksi membentuk HCl
                         OH                                                                      O
                          Fe3+
                                            Cl-
                         +   FeCl3                                 Fe                                                         +    HCl

                                                                                                                       3

     Fe3+ akan bereaksi dengan fenol yang kehilangan atom H pada gugus OH nya sehingga membentuk FeO pada cincin benzena. Sedangkan atom H akan bereaksi dengan Cl- pada FeCl3 membentuk HCl (Sitorus, 2010).






























KESIMPULAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol serta membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida. Prinsip analisis uji Lucas adalah mengidentifikasi jenis alkohol dengan penambahan reagen Lucas dimana akan terjadi reaksi substitusi antara gugus OH pada alkohol dengan Cl pada reagen. Sehingga terbentuk alkil klorida yang tidak larut. Reagen Lucas terdiri dari senyawa HCl dan ZnCl2. HCl berfungsi sebagai pelarut alkohol dan menyumbangkan Cl- pada pembuatan alkil klorida. Sedangkan ZnCl2 berfungsi sebagai katalis dan membantu proses pemekatan warna. Sedangkan prinsip analisis uji Ferri Klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada suatu senyawa dengan penambahan larutan Ferri Klorida yang uji positifnya akan menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH- pada fenol dengan larutan Ferri Klorida. Warna yang terbentuk tergantung pada substituen yang terikat pada fenol.  Ferri Klorida akan bereaksi dengan fenol dan membentuk FeO pada cincin benzena dan memberi warna pada sampel fenol. Reaksi yang terjadi pada Ferri klorida merupakan reaksi substitusi antara H+ pada fenol dengan Fe3+ pada reagen. Reaksi ini akan membentuk kompleks FeO pada cincin benxena yang dapat mengubah warna dari kuning bening menjadi biru keunguan.
Dari data hasil percobaan dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa, pada uji Lucas, metanol, etanol dan fenol tidak bereaksi dengan reagen Lucas walaupun sudah didiamkan selama 15 menit dan dipanaskan selama 10 menit. Artinya hasil uji Lucas terhadap ketiga sampel tersebut adalah negatif. Hal ini membuktikan bahwa alkohol primer dan fenol tidak bereaksi dengan reagen Lucas. Sedangkan pada 2-propanol terjadi reaksi setelah dipanaskan selama 10 menit dengan ditandai terbentuknya kabut atau awan berwarna keruh. Artinya hasil uji Lucas terhadap 2-propanol adalah positif. Hal ini membuktikan bahwa alkohol sekunder akan bereaksi dengan reagen Lucas setelah dipanaskan. Selanjutnya pada uji Ferri Klorida, metanol, etanol dan 2-propanol tidak mengalami perubahan warna yang mencolok setelah ditambahkan reagen Ferri Klorida. Artinya hasil uji Ferri Klorida terhadap ketiga sampel tersebut adalah negatif. Hal ini membuktikan bahwa alkohol alifatik tidak akan bereaksi dengan Ferri Klorida. Sedangkan pada fenol terjadi perubahan warna dari bening menjadi ungu. Artinya hasil uji Ferri Klorida terhadap fenol adalah positif. Hal ini membuktikan bahwa fenol dapat bereaksi dengan Ferri Klorida.



























DAFTAR PUSTAKA


Fessenden. 2006. Organic Chemistry. California: Wadsworth Inc
Ghalib, Ahmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Jakarta: Powerbooks
Naid, Tadjuddin, dkk. 2006. Kimia Organik I. Makassar: UIN Alauddin
Petrucci, Ralph H. 2006. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Riawan, S. 2006. Kimia Organik. Jakarta: Binapura Aksara
Suminar, Hart. 2006. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga


DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN


Raspati. 2007. Pengantar Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Aksara Baru
Rasyid, M. 2009. Kimia Organik. Makassar: Universitas Negeri Makassar
Ratna, Diah Sari. 2010. Praktikum Kimia Organik. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu




No comments:

Post a Comment