Pages

Tuesday, June 14, 2016

Bab IV: Uji Kualitatif Protein



BAB IV
UJI KUALITATIF PROTEIN

TUJUAN        :
  • Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif protein
  • Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode

A. Pre-lab

1. Bagaimana prinsip analisis protein dengan metode ninhidrin?
Pada prinsip uji ninhidrin ini, yaitu menguji ada tidaknya protein dalam suatu senyawa dengan penambahan reagen ninhidrin untuk mengetahui jumlah kadar asam amino bebas yang terkandung didalamnya, dimana asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Uji Ninhidrin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang kemudian dipanaskan. Reaksi ini terjadi dengan senyawa amin primer dan ammonia tanpa pembebasan CO. Adanya protein atau asam amino ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu pada bahan uji (Kristiani, 2010).

2. Bagaimana prinsip analisis protein dengan metode biuret?
Pada prinsip uji biuret, yaitu menguji ada atau tidak adanya protein dalam suatu senyawa dengan penambahan reagen NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada atau tidaknya ikatan peptida (ikatan peptida harus 2 atau lebih). Dimana ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu (Eades, 2010).

3. Mengapa pengujian protein selalu dilakukan pada kondisi alkali/basa?
Pengujian protein dilakukan pada kondisi basa karena CuSO4 dalam suasan basa akan bereaksi dengan ikatan peptida yang kemudian dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Warna yang dihasilkan tergantung  tergantung panjang dari ikatan peptida. Ikatan peptida yang panjang akan menghasilkan warna ungu dan apabila semakin pendek ikatan warnanya akan memudar dan menjadi merah muda (Lowery, 2012).

 


 

B. Tinjauan Pustaka

1. Protein
Protein tersusun dari peptida-peptida sehingga membentuk suatu polimer yang disebut polipeptida. Setiap monomernya tersusun atas asam amino. Peranan protein diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem imun, dsb (Ngili, 2009).
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur yang khas pada masing-masing protein. Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener. Struktur primer merupakan struktur yang urutan asam aminonya tersusun secara linear dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear dan memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit. Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino Struktur kuarterner adalah protein membentuk molekul kompleks, beberapa rantai protein bergabung membentuk seperti bola (Lesk, 2013).

2. Uji Ninhidrin
Uji ninhidrin adalah metode yang digunakan untuk menganalisa protein secara kualitatif. Uji ninhidrin ini didasarkan pada reaksi yang terjadi antara asam amino dengan ninhidrin. Asam amino akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan 1 atom C yang lebih rendah melepaskan molekul NH3 dan CO2. Selain melepaskan NH3 dan CO2, asam amino yang bereaksi dengan ninhidrin akan membentuk warna ungu atau biru. Warna yang dihasilkan tersebut disebabkan karena molekul ninhidrin dan hidratin bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi (Darjanto, 2008).
Reaksi yang terjadi yaitu:
reaksi pada ninhidrin.png(Kristianti, 2010).

3. Uji Biuret
Uji biuret adalah metode yang digunakan dalam analisis protein secara kualitatif. Metode biuret ini didasarkan pada reaksi antara ion Cu2+ dengan ikatan peptide dalam suasana basa. Ion Cu2+ yang terdapat pada reagen biuret akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide penyusun protein dalam keadaan basa. Reaksi antara ion Cu2+  dengan ikatan-ikatan peptide tersebut menghasilkan warna kompleks ungu. Warna ungu yang terbentuk tersebut disebabkan karena ikatan-ikatan peptide protein tersebut melarutkan hidroksida tembaga. Reaksi pembentukan warna ini dapat terjadi pada senyawa yang mengandung 2 gugus karbonil yang berikatan dengan nitrogen atau atom karbon (Darjanto, 2008).
Reaksi yang terjadi yaitu:
reaksi pada biuret.png(Kristianti, 2010).

4. Fungsi Reagen
4.1 Reagen Ninhidrin
Ninhidrin adalah suatu reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Apabila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu. Reagen ini dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Berbahaya jika tertelan dan berbahaya jika diserap melalui kulit atau terhirup (Hawab, 2006).
Struktur ninhidrin:
ninhydrin.jpg(Kristianti, 2010).
4.2 Reagen Biuret
Reagen biuret merupakan senyawa dengan rumus kimia H2NC(O)NHC(O)NH2. Reagen biuret ini merupakan hasil kondensasi dari dua molekul urea. Reagen biuret ini dapat menyebabkan iritasi jika terpapar pada daerah sensitive pada jangka waktu lama. Reagen biuret digunakan untuk mengidentifikasi adanya ikatan peptide pada suatu sampel yang diuji (Hawab, 2006).
Struktur reagen biuret:
640px-Biuret_struct.svg.png(Kristianti, 2010).

5. Tinjauan Bahan
5.1 Gelatin
Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan. Pada umumnya diproduksi dari kulit dan tilang sapi atau babi. Gelatin digunakan pada industri makanan, farmasi, obat-obatan dan lain sebagainya (Lesk, 2013).
Struktur gelatin:
hpm_0000_0005_0_img0083.jpg(Lowery, 2012).

5.2 Susu Skim
Susu skim adalah airan susu yg telah dipisahkan dari kepala susu sehingga kadar lemak dan vitaminnya rendah (Lesk, 2013).
Struktur susu skim:
laktosa.jpg(Lowery, 2012).
5.3 MSG
MSG adalah asam glutamat yang diproduksi dari fermentasi tetes tebu dan pati makanan. Banyak ahli berpendapat akumulasi MSG selama bertahun-tahun bisa memicu berbagai penyakit termasuk obesitas, alzheimer, dan penyakit kronis lainnya (Lowery, 2012).
Struktur MSG:
msg.jpg(Lowery, 2012).
5.4 Aspartam
Aspartame merupakan pemanis buatan yang mempunyai kadar kemanisan 200 kali lebih manis daripada gula. Aspartam terdiri dari asam amino yang tersusun  dari fenilalanin dan asam aspartat (Lowery, 2012).
Struktur aspartame:
wika-aspartame.png(Lowery, 2012).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


C. Diagram Alir

1. Uji Ninhidrin





2 ml sampel

 



 



2ml larutan ninhidrin

 
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


 
                                   
Dimasukkan pada air mendidih selama 15- 20 detik

Diamati warna larutan

Dicatat hasil pengamatan



Hasil
 
 



2. Uji Biuret





3 ml sampel

 



 



1 ml NaOH 10%

 
Dimasukkan kedalam tabung reaksi


 
1-3 tetes larutan CuSO4 0,1 %
 
Dikocok


 
Diamati timbulnya warna

Dicatat hasil pengamatan


Hasil
 
 






C. Hasil Percobaan Dan Pengamatan :
1. Uji Ninhidrin
a. Tuliskan data hasil uji Ninhidrin
No.
Sampel
Sebelum Pemanasan

Sesudah Pemanasan
Hasil uji
1
Susu Skim

Kuning keruh
Kuning keruh ada endapan ungu muda
+
2
MSG

Ungu bening
Ungu pekat
+
3
Aspartam

Putih keruh
Terdapat endapat ungu
+
4
Gelatin
bening
Bening
-

b. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Ninhidrin dari beberapa sampel dalam percobaan ini!
Sebelum melakukan uji Ninhidrin, hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Alat yang disiapkan adalah tabung reaksi sebagai tempat uji sampel, rak tabung reaksi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi, kertas label untuk memberi nama sampel pada tabung reaksi, pipet ukur untuk mengambil sampel dan gelas ukur untuk mengukur volume sampel. Bahan yang digunakan yaitu reagen Ninhidrin, larutan susu skim, MSG, aspartam dan gelatin.
            Percobaan pertama diawali dengan memasukkan sampel MSG dan aspartam ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet ukur sebanyak 2 ml. Untuk sampel susu skim dan gelatin juga dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml namun menggunakan gelas ukur. Hal ini dikarenakan susu skim dan gelatin memiliki partikel yang lebih besar sehingga akan sulit jika diambil dengan pipet ukur. Kemudian masing-masing sampel ditambahkan Ninhidrin sebanyak 2 ml. Kemudian secara bersamaan kelima sampel tersebut dimasukkan dalam gelas beker yang berisi air mendidih selama 20 detik. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reaksi. Kemudian secara bersamaan pula ke-lima sampel diangkat dari gelas beker.  Selanjutnya diamati perubahan warna yang terjadi pada kelima sampel tersebut.
            Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat perubahan warna pada beberapa sampel yang diuji. Pada sampel  susu skim yang semula berwarna kuning keruh setelah dipanaskan warnanya tetap namun terdapat endapan ungu muda. Pada sampel MSG yang semula berwarna ungu bening setelah dipanaskan warnannya berubah menjadi ungu pekat. Pada sampel aspartam yang semula berwarna putih keruh setelah dipanaskan terdapat endapan ungu. Sedangkan pada sampel gelatin tidak mengalami perubahan warna.
            Pada prinsip kerja uji ninhidrin ini, menguji ada atau tidaknya protein dalam suatu senyawa dengan penambahan reagen ninhidrin untuk mengetahui jumlah kadar asam amino bebas yang terkandung didalamnya, dimana asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Pada sampel susu skim, MSG, dan aspartam terbentuk endapan atau warna ungu karena ketiga sampel tersebut terdapat asam amino bebas. Urutan asam amino bebas terbanyak yaitu MSG, aspartam dan susu skim. Karena dapat dilihat dari kepekatan warna ungu yang dihasilkan. Sehingga hasil uji sampel susu skim, MSG dan aspartam yaitu positif. Sedangkan pada gelatin tidak terjadi perubahan warna baik setelah ditambah reagen ninhidrin maupun setelah dipanaskan. Hal ini dikarenakan molekul gelatin sangat kompleks dibanding ketiga sampel lain sehingga kadar asam amino bebasnya tidak ada atau hanya sedikit sekali. Sehingga hasil uji sampel gelatin negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa semakin kompleks suatu protein maka semakin sedikit asam amino bebas yang dimiliki (Pazos, 2015).
Reaksi yang terjadi pada uji ninhidrin ini adalah :
reaksi pada ninhidrin.png



Pada reaksi diatas ninhidrin ditambah asam alfa amino akan bereaksi secara reduksi menghasilkan ninhidrin yang tereduksi dan NH3, karbondioksida dan gugus aldehid. Kemudian ninhidrin yang tereduksi dan NH3 akan bereaksi dengan ninhidrin lainnya dan diproses secara kondensasi menghasilkan garam diketo-hydrihalide-diketo-hydramine yang menyebabkan warna ungu (Purba, 2007).

2. Uji Biuret
a. Tuliskan data hasil uji Biuret
No.
Sampel
Sebelum ditambah reagen

Sesudah ditambah reagen
Hasil uji
1
Susu skim
Warna kuning tidak ada endapan
Ada 2 lapisan. Atas biru, bawah ungu.
+
2
MSG
Bening
Ada lapisan biru
-
3
Gelatin
Bening
Atasnya berwarna ungu
+
4
Aspartam
Bening tidak ada endapan
Ada lapisan biru
-

b. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Biuret dari beberapa sampel dalam percobaan ini!
Sebelum melakukan uji Biuret, hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Alat yang disiapkan adalah tabung reaksi sebagai tempat uji sampel, rak tabung reaksi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi, kertas label untuk memberi nama sampel pada tabung reaksi, pipet ukur untuk mengambil sampel, pipet tetes untuk mengambil larutan dan gelas ukur untuk mengukur volume sampel. Bahan yang digunakan yaitu reagen Biuret, NaOH, larutan susu skim, MSG, aspartam dan gelatin.
            Percobaan pertama diawali dengan memasukkan sampel MSG dan aspartam ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet ukur sebanyak 3 ml. Untuk sampel susu skim dan gelatin juga dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 ml namun menggunakan gelas ukur. Hal ini dikarenakan susu skim dan gelatin memiliki partikel yang lebih besar sehingga akan sulit jika diambil dengan pipet ukur. Kemudian masing-masing sampel ditambahkan NaOH sebanyak 1 ml. Penambahan NaOH ini berujuan agar kondisi larutan menjadi basa sehingga mudah bereaksi dengan reagen Biuret. Kemudian masing- masing tabung reaksi dikocok agar larutan tercampur merata. Setelah itu ditambahkan reagen Biuret atau CuSO4 sebanyak 5 tetes menggunakan pipet tetes.  Selanjutnya diamati perubahan warna yang terjadi pada kelima sampel tersebut.
            Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat perubahan warna pada beberapa sampel yang diuji. Pada sampel  susu skim yang semula berwarna kuning tidak ada endapan setelah ditambahkan reagen warnanya berubah menjadi biru di bagian atas dan ungu di bagian bawah. Pada sampel MSG yang semula berwarna bening setelah ditambahkan reagen terdapat lapisan biru. Pada sampel aspartam yang semula berwarna bening tidak ada endapan setelah ditambahkan reagen terdapat lapisan atas berwarna ungu. Sedangkan pada sampel gelatin setelah ditambahkan reagen terdapat lapisan berwarna biru.
            Pada prinsip kerja uji biuret ini, menguji ada atau tidaknya protein dalam suatu senyawa dengan penambahan NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada tidaknya ikatan peptida, dimana ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Pada sampel susu skim, dan gelatin terbentuk lapisan berwarna ungu karena kedua sampel termasuk senyawa kompleks sehingga memiliki ikatan peptida yang panjang. Sehingga hasil uji sampel susu skim dan gelatin yaitu positif. Sedangkan pada MSG dan aspartam terbentuk lapisan berwarna biru yang menandakan ikatan peptidanya sangat pendek. Hal ini dikarenakan molekul MSg dan aspartam tidak sekompleks susu skim dan gelatin sehingga ikatan peptidanya hanya pendek sekali. Sehingga hasil uji sampel gelatin negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa semakin kompleks suatu protein maka ikatan peptida yang dimiliki juga semakin panjang (Buckle, 2007).
Reaksi yang terjadi pada uji ninhidrin ini adalah :
reaksi pada biuret.png

Ikatan peptida akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air membentuk senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu (Sudaryani, 2006).





























PERTANYAAN
1.      Bagaimana mengidentifikasi adanya gugus amino pada sampel dengan menggunakan uji Ninhidrin?
Dengan memasukkan reagen ninhidrin pada sampel, karena asam amino akan bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Sehingga indikasi adanya asam amino ditunjukkan oleh perubahan warna sampel pada saat sesudah direaksikan dan dipanaskan, yakni apabila ia mengandung asam amino makan akan berwarna ungu. Namun ada juga yang tanpa dipanaskan sudah menghasilkan warna ungu, misalnya MSG (Purba, 2007).

2.      Bagaimana reaksi yang terjadi antara sampel dengan reagen pada uji Biuret?
Dalam uji biuret ini, sampel harus dalam suasana basa agar polipeptida sampel dapat bereaksi dengan Cu2+ dari biuret. Uji ini sendiri didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks Cu2+ yang dihasilkan oleh CuSO4, dengan gugus –CO dan –Na pada ikatan peptida dalam larutan bersuasana basa dan menghasilkan senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu. Setelah direaksikan dengan sampel, warna yang terbentuk mudah pudar, hal ini dikarenakan ion Cu2+ mengikat 2 ikatan peptida dan jika lama dibiarkan ikatan tersebut semakin lemah (tidak stabil) sehingga itu yang menyebabkan warnanya jika dibiarkan lama akan memudar (Sudaryani, 2006).















KESIMPULAN
Percobaan uji kualitatif protein bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar uji kualitatif protein dan mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode. Prinsip dari uji ninhidrin adalah menguji ada atau tidaknya protein dalam suatu senyawa dengan penambahan reagen ninhidrin untuk mengetahui jumlah kadar asam amino bebas yang terkandung didalamnya, dimana asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu, dimana asam amino mereduksi ninhidrin. Sedangkan prinsip dari uji biuret adalah menguji ada atau tidak adanya protein dalam suatu senyawa dengan penambahan reagen NaOH dan CuSO4 berdasarkan ada atau tidaknya ikatan peptida (ikatan peptida harus lebih dari 2). Dimana ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun protein dan membentuk senyawa kompleks berwarna biru hingga ungu.
            Dari data hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa yang positif terhadap uji ninhidrin adalah MSG, aspartam dan susu skim. Sedangkan yang negatif terhadap uji ninhidrin ini adalah gelatin. Sedangkan sampel yang positif terhadap uji biuret adalah gelatin dan susu skim dan yang negatif terhadap uji ini adalah MSG dan aspartam.














DAFTAR PUSTAKA


Darjanto, S. U. 2008. Ilmu Kimia Organik. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Purwokerto:   UNSOED
Eades, Michael R. & Mary Dan Eades. 2010. Protein Power. New York: New York University         Press
Hawab, H.M. 2006. Pengantar Biokimia. Jakarta: Bayu Media Publishing
Kristianti, Elizabeth. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga: UKSW
Lesk. M., Arthur. 2013. Introduction to Protein Architecture. New York: The Wall Street Journal
Lowery, Lonnie Michael & Jose Antonio. 2012. Dietary Protein and Resistance Exercise.     Boston:CRC Press
Ngili, Yohanes. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta: Graha Ilmu







DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN


Buckle, K.A. 2007. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Pazos, Florencio & Monica Chagoyen. 2015. Practical Protein Bioinformatics. New York: The                    Wall Street Journal
Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Sudaryani, T. 2006. Kualitas Telur. Jakarta: Penebar Swadaya










No comments:

Post a Comment